
EPA Amerika Ubah Pendefinisian PFAS: Langkah Kontroversial yang Dapat Lepaskan Ribuan ‘Bahan Kimia Berbahaya’ dari Pengawasan
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA – Environmental Protection Agency) yang ditugaskan untuk melindungi masyarakat dari zat berbahaya sekali lagi mengubah pendiriannya terhadap PFAS (zat per- dan polifluoroalkil) sejak 2021. Para pengkritik berpendapat bahwa perubahan ini dapat membebaskan ribuan “bahan kimia abadi” dari pengawasan, terutama untuk keuntungan sektor bisnis.
Alih-alih mengikuti deskripsi yang sudah jelas tentang apa yang dimaksud dengan PFAS, EPA mengadopsi metode “kasus per kasus” yang dipandang lebih mudah beradaptasi. Strategi ini memungkinkan EPA untuk lebih fleksibel dalam memutuskan bahan kimia mana yang tunduk pada regulasi.
Di antara penggunaan PFAS yang beragam, EPA tampaknya akan mengecualikan sejumlah bahan kimia PFAS untuk obat-obatan dan pestisida tertentu, seperti yang disampaikan oleh para pejabat EPA saat ini dan mantan pejabat EPA kepada The Guardian. Perubahan ini terjadi di tengah-tengah perlawanan industri yang intens terhadap usulan pembatasan zat-zat ini.
Langkah yang diambil EPA ini memicu perselisihan internal di EPA sendiri, dan perbedaan mencolok dengan berbagai lembaga federal lain di Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, dan sebagian besar komunitas ilmiah. Definisi baru ini juga diperkirakan akan menimbulkan kebingungan di kalangan industri kimia.
Linda Birnbaum, mantan ilmuwan EPA dan Kepala Program Toksikologi Nasional (National Toxicology Program), menyesalkan langkah yang diambil EPA ini. “Ini bukan pendefinisian ulang, tetapi ketiadaan definisi, dan sama sekali tidak masuk akal. Hal ini akan mengakibatkan kebingungan yang sangat besar.”
PFAS sendiri merupakan kelas zat-zat kimia yang terdiri dari sekitar 15.000 senyawa. Mereka terutama digunakan untuk membuat produk-produk tahan terhadap air, noda, dan minyak. Zat-zat ini telah dikaitkan dengan kanker, kelainan bawaan lahir, kekebalan tubuh yang lemah, kolesterol tinggi, penyakit ginjal, dan masalah kesehatan parah lainnya. Zat-zat ini disebut sebagai “bahan kimia abadi” karena tidak terurai secara alami di alam.
EPA mengklaim bahwa definisi terbarunya ini akan lebih “mencakup” jika dibandingkan dengan definisi sebelumnya. Definisi ini dirancang “untuk berkonsentrasi pada zat-zat yang paling mungkin persisten di lingkungan”, termasuk bahan kimia yang memiliki kemiripan, setidaknya sebagian, dengan senyawa-senyawa PFAS yang telah dipelajari secara lebih ekstensif, seperti PFOS dan PFOA.
Namun, para aktivis kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa pada hakikatnya semua zat PFAS persisten di lingkungan, dan semua yang telah diperiksa beracun. Banyak yang mendesak pemerintah untuk secara substansial membatasi seluruh kelompok bahan kimia ini.
Seorang pegawai EPA yang namanya tidak dikutip oleh The Guardian mengungkap bahwa definisi PFAS telah berubah-ubah selama beberapa tahun terakhir. Dia juga menyatakan adanya ketidakpastian terkait dengan apa yang memicu perubahan terakhir. Pegawai tersebut menekankan bahwa perubahan definisi tersebut akan menghambat upaya pengendalian polusi PFAS.
“Untuk mengatur PFAS, Anda harus menyepakati apa yang dimaksud dengan PFAS,” kata pegawai tersebut, seraya menambahkan bahwa EPA sedang berjuang untuk mencapai konsensus tentang masalah ini.
Definisi paling komprehensif, yang didukung oleh Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD – Organization for Economic Cooperation and Development), mencakup semua bahan kimia dengan satu atom karbon berfluorinasi sebagai PFAS. Ini dapat mencakup puluhan ribu bahan kimia.
Pada 2021, EPA memperkenalkan “definisi praktis” yang mencakup sekitar 6.500 zat kimia sebagai PFAS. Namun, definisi ini kemudian diperluas karena industri menemukan cara untuk mengelak.
Pegawai EPA di atas menekankan bahwa perdebatan mengenai definisi mengalihkan perhatian dari tugas penting untuk mengatur PFAS yang ditemukan pada manusia dan hewan dengan cepat.
Kegagalan EPA untuk mendefinisikan bahan kimia berfluorinasi tertentu dalam pestisida sebagai PFAS sangat memprihatinkan, terutama karena penelitian telah mengungkap penggunaannya yang luas dalam produk pertanian. Badan ini juga mengabaikan beberapa refrigeran PFAS yang oleh Uni Eropa didefinisikan sebagai PFAS tetapi oleh EPA tidak, demikian disampaikan oleh Tim Whitehouse, mantan pengacara EPA yang sekarang bergabung dengan organisasi nirlaba Public Employees for Environmental Responsibility.
Whitehouse mencatat bahwa peraturan Eropa yang lebih ketat telah mendorong industri menghidari penggunaan refrigeran PFAS tertentu. Chemours, sebuah produsen bahan kimia di Carolina Utara, menentang pendefinisian refrigeran itu sebagai PFAS karena takut kehilangan pasar seperti yang terjadi di Eropa.
Cekungan Cape Fear di Carolina Utara telah merasakan dampak dari definisi EPA yang lebih sempit saat bergulat dengan polusi yang dihasilkan Chemours selama beberapa dekade. Sebuah petisi pada 2019 menuntut EPA melakukan studi terhadap 54 senyawa PFAS yang ditemukan di dalam darah manusia dan air di wilayah tersebut. Sebagai respons, badan tersebut menolak untuk menguji 15 bahan kimia yang tidak memenuhi definisi PFAS versi EPA.
Perubahan definisi ini juga menimbulkan ketidakpastian bagi perusahaan kimia yang ragu-ragu apakah zat mereka termasuk dalam definisi tersebut. Ini situasi yang oleh Kyla Bennett, mantan pejabat EPA yang sekarang bekerja di PEER, digambarkan sebagai “sangat menjengkelkan”.
“EPA mengklaim bahwa fleksibilitas adalah alasan untuk menggunakan pendekatan kasus per kasus, namun hal ini jauh dari memberi kepastian peraturan,” ujar Bennett.
Dinas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung Putih (White House’s Office of Science and Technology) seharusnya dapat memandu badan-badan federal tentang definisi mana yang harus diadopsi. Tapi, mereka telah lalai melakukannya, menurut Bennett. Bennett menyimpulkan, “Kebenaran mendasarnya adalah bahwa EPA memiliki satu misi: melindungi kesehatan manusia dan lingkungan. Namun dalam hal PFAS, mereka gagal.”[]
Sumber:
Perkins, Tom. 2023. “EPA’s New Definition of PFAS Could Omit Thousands of ‘Forever Chemicals.’” The Guardian, August 18, 2023, sec. Environment. https://www.theguardian.com/environment/2023/aug/18/epa-new-definition-pfas-forever-chemicals.